Barack Obama adalah Presiden Amerika Serikat yang dapat dibilang sangat berpengaruh baik bagi Amerika maupun bagi seluruh dunia dengan tanggung jawab dan juga kekuasaan yang ada ditangannya. Barack Obama menduduki kursi kepresidenan mulai tahun 2009 di saat Amerika Serikat sedang mengalami resesi besar-besaran dan ketika angka pengangguran mencapai 5%, angka terendah sejak 2008.
Barack Obama juga memiliki peran penting pada pembuatan kebijakan-kebijakan dalam hal sistem kesehatan. Selain itu, pengaruhnya dalam dunia politik internasional sudah tidak diragukan lagi. Barack Obama menjadi pemimpin militer dunia terbesar dengan lebih dari 2 juta pasukan militer dan juga dana militer sebanyak $560 Milyar, Barack Obama berhasil melewati masa-masa yang bergejolak yang berhubungan dengan adanya terorisme, perang Syria, ISI dan juga perang Taliban di Afghanistan.
2. Narendra Modi
Narendra Modi adalah Perdana Menteri India yang berusia 65 tahun. Sebagai Perdana Menteri India, Narendra Modi memiliki banyak ide dan inisiatif untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh warga India yang dapat berkontribusi sebagai demokrasi terbesar di dunia. Pada bulan Mei, Narendra Modi mengumumkan rencananya untuk membentuk kembali pemerintahan dan membuat pergerakan modern dari sektor pemerintahan dan juga bisnis dengan mengimplementasikan pajak penjualan seragam dan meningkatkan investasi luar negeri ke India.
Narendra Modi adalah pemimpin politik nomer 2 yang memiliki follower paling banyak di Twitter setelah Barack Obama. Narendra Modi fokus untuk mendorong India berintegrasi dengan dunia digital. Narendra Modi percaya bahwa inovasi digital adalah salah satu cara yang paling penting dan dapat menjadi kunci untuk mengangkat India dari angka-angka kemiskinan.
3. Shinzo Abe
Shinzo Abe adalah Perdana Menteri Jepang yang berusia 61 tahun. Shinzo Abe memiliki rencana yang sangat luar biasa untuk kemajuan negaranya terutama dalam bidang teknologi. Dijelaskan bahwa, Shinzo Abe menginginkan untuk membawa inovasi “silicon valley” ke Jepang. Untuk mewujudkan hal ini Perdana Menteri Jepang ini juga telah berdiskusi dengan para raja teknologi seperti CEO Facebook Mark Zuckerberg agar segera dapat membawa ide “silicon valley” ini ke Jepang.
Ada juga rencana yang disebut dengan “Abenomics”. Dimana Perdana Menteri Shinzo Abe ingin untuk memperkuat lagi kekuatan ekonomi Jepang dan beliau adalah Perdana Menteri pertama yang mengutarakan sesi kerjasama pada Kongres Amerika Serikat. Shinzo Abe juga membicarakan mengenai Trans-Pacific Partnership dengan terbuka dan penuh visi masa depan, dimana Trans Pacific Partnership ini adalah kesepakatan kerja sama ekonomi dengan negara-negara seperti Australia, Amerika Serikat, Jepang, Meksiko dan Vietnam.
4. King Salman bin Abdulaziz al Saud
Raja Salman bin Abdulaziz al Saud bukanlah seorang Presiden, namun beliau adalah seorang Raja dari Saudi Arabia yang berusia 79 tahun. Raja Salman bin Abdulaziz al Saud menduduki kursi raja pada bulan Januari setelah kakak tirinya meninggal. Kekuasaanya menuai banyak kontroversi, 8 dari 12 para anak-anak raja yang masih hidup dilaporkan mendukung gerakan untuk mengeluarkan Raja Salman bin Abdulaziz al Saud dari kursi seorang raja dan menggantikannya dengan adiknya yang bernama Pangeran Ahmed bin Abdulaziz.
Namun demikian, sebagai kepala negara Saudia Arabia, Raja Salman bin Abdulaziz al Saud memberikan pengaruh yang sangat besar di Timur Tengah dan di negaranya sendiri yang berkaitan dengan minyak. Meskipun dengan harga oil yang rendah, Saudi Arabia yang dikenal sebagai eksportir minyak terbesar di seluruh dunia, mampu memberikan jumlah produksi yang diinginkan sehingga harga minyak tidak meningkat dan secara tidak langsung melindungi pasar globalnya. Hal ini adalah pencapaian yang luar biasa, apabila dilihat dari sisi dampak negatif yang akan terjadi pada sisi ekonomi minyak global.
5. Park Geun-hye
Park Geun Hye adalah Presiden wanita pertama Korea Selatan. Di usianya yang menginjak 63 tahun, Presiden Park Geun Hye berhasil menjadi Presiden wanita pertama di negara yang mendapat label “the highest level of gender inequality”. Korea Selatan adalah negara yang disebut memiliki tingkat ketidaksetaraan gender paling tinggi, dan menjadi seorang Presiden wanita pertama di negara tersebut tentu saja adalah suatu pencapaian yang luar biasa.
Presiden Park Geun Hye bekerja keras pada tanggung jawabnya yang besar, khususnya pada situasi kritis menyangkut ancaman yang ada dari Korea Utarama. Tahun lalu, Presiden Park Geun Hye berusaha untuk membuat pihak Korea Utara tidak menggunakan program nuklirnya, dengan memberikan ganti program humanitarian dan juga investasi di produksi-produksinya yang melemah, namun hal ini tidak menghasilkan seperti yang ia harapkan.